Isra dan Mi'raj
Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW (Shallallahu Alaihi wa Sallam) merupakan salah satu peristiwa penting bagi umat Islam karena pada peristiwa ini Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam mendapat perintah untuk menunaikan shalat lima waktu sehari semalam.
Isra Mi'raj terjadi pada periode akhir kenabian di Makkah sebelum Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam
 hijrah ke Madinah. Menurut al-Maududi dan mayoritas ulama, Isra Mi'raj 
terjadi pada tahun pertama sebelum hijrah, yaitu antara tahun 620-621 M.
 Menurut al-Allamah al-Manshurfuri, Isra Mi'raj terjadi pada malam 27 
Rajab tahun ke-10 kenabian, dan inilah yang populer. Namun demikian, 
Syaikh Shafiyurrahman al-Mubarakfuri menolak pendapat tersebut dengan 
alasan karena Khadijah radhiyallahu anha
 meninggal pada bulan Ramadhan tahun ke-10 kenabian, yaitu 2 bulan 
setelah bulan Rajab. Dan saat itu belum ada kewajiban shalat lima waktu.
 Al-Mubarakfuri menyebutkan 6 pendapat tentang waktu kejadian Isra 
Mi'raj. Tetapi tidak ada satupun yang pasti. Dengan demikian, tidak 
diketahui secara persis kapan tanggal terjadinya Isra Mi'raj.
Peristiwa Isra Mi'raj terbagi dalam 2 peristiwa yang berbeda. Dalam Isra, Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam "diberangkatkan" oleh Allah
 SWT dari Masjidil Haram hingga Masjidil Aqsa. Lalu dalam Mi'raj Nabi 
Muhammad SAW dinaikkan ke langit sampai ke Sidratul Muntaha yang 
merupakan tempat tertinggi. Di sini Beliau mendapat perintah langsung 
dari Allah SWT untuk menunaikan shalat lima waktu.
Bagi
 umat Islam, peristiwa tersebut merupakan peristiwa yang berharga, 
karena ketika inilah shalat lima waktu diwajibkan, dan tidak ada Nabi 
lain yang mendapat perjalanan sampai ke Sidratul Muntaha seperti ini. 
Walaupun begitu, peristiwa ini juga dikatakan memuat berbagai macam hal 
yang membuat Rasullullah SAW sedih.
Pembedahan pertama sebelum kenabian
Dari Anas bin Malik, bahwasanya Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam didatangi Jibril Alaihi wa Sallam
 ketika beliau bermain bersama anak-anak (sebayanya). Lalu beliau 
diambil, kemudian dibedah dadanya. Dikeluarkanlah jantung (qolbu, hati),
 lalu dikeluarkan dari jantung itu segumpal darah. Dia (Jibril) berkata:
 "Ini adalah bagian setan darimu." Kemudian jantungnya dibasuh dalam 
bejana emas dengan Air Zam Zam, lalu dikembalikan ke tempatnya semula. 
Sementara anak-anak tadi datang mengabarkan kepada ibunya, yaitu ibu 
susuannya. Mereka berkata: "Sesungguhnya Muhammad telah dibunuh." 
Kemudian mereka mendatanginya (Muhammad) dan beliau dalam keadaan 
berubah kulitnya (menjadi pucat). Anas berkata: "Dan sungguh aku pernah 
melihat bekas pembedahan itu di dada beliau."
HR Muslim (162.3), Kitab Iman, Bab Isra Rasulullah ke Langit dan Kewajiban Shalat.
Perkataan Anas tentang bekas pembedahan inilah yang mungkin sekarang dikenal sebagai jaringan parut.
Peristiwa ketika Isra
Pembedahan kedua sesudah kenabian
 
Qatadah: Telah mengisahi kami Anas bin Malik, dari Malik bin Sha'sha'ah radhiyallahu anhuma, ia telah berkata: Telah bersabda Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam:
 "Ketika aku di al-Bait (yaitu Baitullah atau Ka'bah) antara tidur dan 
jaga", kemudian beliau menyebutkan tentang seorang lelaki di antara dua 
orang lelaki. "Lalu didatangkan kepadaku bejana dari emas yang dipenuhi 
dengan kebijaksanaan dan keimanan. Kemudian aku dibedah dari tenggorokan
 hingga perut bagian bawah. Lalu perutku dibasuh dengan Air Zam Zam, 
kemudian diisi dengan kebijaksanaan (hikmah) dan keimanan. Dan 
didatangkan kepadaku binatang putih yang lebih kecil dari kuda dan lebih
 besar dari baghal (peranakan kuda dan keledai), yaitu Buraq.
HR al-Bukhari (3207). Hadits ini akan dilanjutkan pada bagian Langit Ke-1.
Dari
 Anas bin Malik, ia telah berkata: Telah bersabda Rasulullah SAW: "Aku 
didatangi mereka (malaikat), kemudian mengajakku ke Sumur Zam Zam. Lalu 
dadaku dibedah, kemudian dibasuh dengan Air Zam Zam. Lalu aku 
dikembalikan."
HR Muslim (162.2), Kitab Iman, Bab Isra Rasulullah ke Langit dan Kewajiban Shalat.
Beliau SAW melihat gambaran para nabi dan umatnya 
Dari
 Ibnu Abbas, ia telah berkata: Ketika Nabi SAW diisra`kan, beliau 
melewati seorang nabi dan beberapa nabi, dan bersama mereka ada banyak 
orang. Dan seorang nabi dan beberapa nabi, dan bersama mereka beberapa 
orang. Dan seorang nabi dan beberapa nabi, dan bersama mereka tidak ada 
seorangpun sampai beliau melewati kelompok yang besar. Aku berkata: 
“Siapa Ini?” Dijawablah (oleh Jibril): “Musa dan kaumnya. Akan tetapi 
angkatlah kepalamu, kemudian lihatlah!” Kemudian ada kelompok besar yang
 memenuhi ufuk dari sebelah sana dan dari sebelah sana. Lalu dikatakan 
(oleh Jibril): “Mereka adalah umatmu dan yang lainnya adalah kelompok 
dari umatmu yang berjumlah tujuh puluh ribu (70.000) orang yang akan 
masuk surga tanpa hisab (perhitungan amal).” Kemudian beliau masuk (ke 
kamar beliau) dan mereka (para sahabat) tidak menanyai beliau dan beliau
 tidak merangkan kepada mereka. Maka mereka berkata: "Kami adalah mereka
 itu tadi". Dan ada pula yang berkata: "Mereka adalah anak-anak kami 
yang lahir dalam fitrah dan Islam". Kemudian Nabi SAW keluar, lalu 
bersabda: "Mereka adalah orang-orang yang tidak berobat dengan besi 
panas, tidak meruqyah, dan tidak pula bertakhayul (tathayyur). Dan 
mereka bertawakal kepada Tuhan mereka.” Lantas Ukasyah bin Mihshan 
berdiri lalu berkata: “Saya termasuk mereka wahai Rasulullah?” Beliau 
menjawab: “Ya.” Kemudian yang lain lagi berdiri lalu berkata pula: “Saya
 termasuk mereka?" Beliau menjawab: “Kamu telah didahului oleh Ukasyah 
(dalam bertanya demikian).”
HR at-Tirmidzi (2446). Beliau berkata: "Ini adalah hadits hasan shahih".
Dalam hadits ini terdapat tambahan seorang sahabat lagi yang mendapat kabar gembira akan masuk surga, yaitu Ukasyah bin Mihshan.
Beliau SAW bertemu beberapa kelompok malaikat dan mereka berwasiat sama untuk umat beliau
Dia
 (Anas) berkata: Telah bersabda Rasulullah SAW: "Tidaklah aku melewati 
sekelompok malaikat pada malam aku diisra`kan kecuali mereka berkata: 
Wahai Muhammad, suruhlah umatmu berbekam."
HR
 Ibnu Majah (3479), Kitab Pengobatan, Bab Bekam. Disahkan al-Albani 
dalam Shahih al-Jami` (II: 5671), dan Takhrij al-Misykat (4544).
Dari
 Ibnu 'Abbas, bahwasanya Rasulullah SAW telah bersabda: "Tidaklah aku 
melewati sekelompok malaikat pada malam aku diisra`kan kecuali tiap 
mereka berkata kepadaku: Wajib bagimu wahai Muhammad untuk berbekam."
HR
 Ibnu Majah (3477), Kitab Pengobatan, Bab Bekam. Dishahihkan al-Albani 
dalam ash-Shahihah (V: 2263) dan Shahih al-Jami` (II: 5672).
Beliau SAW bertemu Nabi Ibrahim yang berwasiat untuk umat beliau
Dari
 Ibnu Mas'ud, ia telah berkata: Telah bersabda Rasulullah SAW: Aku 
bertemu Ibrahim pada malam aku diisra'kan. Iapun bertanya: "Wahai 
Muhammad, suruhlah umatmu mengucapkan salam kepadaku, dan kabarkanlah 
kepada mereka bahwa sesungguhnya surga subur tanahnya, manis airnya, dan
 terhampar luas. Dan bahwasanya tanamannya adalah (ucapan dzikir) 
Subhanallah, Alhamdulillah, La ilaha illallah, Allahu Akbar."
HR
 at-Tirmidzi (3462), Kitab Doa-Doa dari Rasulullah, Bab Dalil tentang 
Keutamaan Tasbih, Takbir, Tahlil, dan Tahmid. Beliau berkata: Ini adalah
 hadits hasan gharib dari sisi ini dari hadits Ibnu Mas'ud. Dihasankan 
al-Albani dalam ash-Shahihah (I:105) dengan dua syahid (penguat) dari 
hadits Ibnu 'Umar dan hadits Abu Ayyub al-Anshari.
Beliau SAW mengimami shalat jama'ah para nabi di Masjid Al-Aqsha
Majid Al-Aqsha di Palestina
Dari
 Abu Hurairah, ia telah berkata: Telah bersabda Rasulullah SAW : "..... 
Dan sungguh telah diperlihatkan kepadaku jama'ah para nabi. Adapun Musa,
 dia sedang berdiri shalat. Dia lelaki tinggi kekar seakan-akan dia 
termasuk suku Sanu'ah. Dan ada pula 'Isa bin Maryam alaihi`ssalam sedang
 berdiri shalat. Manusia yang paling mirip dengannya adalah 'Urwah bin 
Mas'ud ats-Tsaqafi. Ada pula Ibrahim 'alaihi`ssalam sedang berdiri 
shalat. Orang yang paling mirip dengannya adalah sahabat kalian ini, 
yakni beliau sendiri. Kemudian diserukanlah shalat. Lantas aku mengimami
 mereka. Seusai shalat, ada yang berkata (Jibril): "Wahai Muhammad, ini 
adalah Malik, penjaga neraka. Berilah salam kepadanya!" Akupun menoleh 
kepadanya, namun dia mendahuluiku memberi salam.
HR Muslim (172).
Beliau SAW melihat Nabi Musa, Nabi Isa, Dajjal, dan Malaikat Malik
Dari
 Anas bin Malik, bahwasanya Rasulullah SAW telah bersabda: "Pada malam 
aku diisra'kan aku melewati Musa di gundukan tanah merah ketika dia 
sedang shalat di dalam kuburnya."
HR Muslim (2375), Kitab Keutamaan-Keutamaan, Bab Sebagian Keutamaan Musa.
Dari
 Abu al-'Aliyah: Telah mengisahi kami sepupu Nabi kalian, yaitu Ibnu 
'Abbas radhiya`llahu 'anhuma, dari Nabi SAW, beliau telah bersabda: 
"Pada malam aku diisra'kan aku telah melihat Musa, seorang lelaki 
berkulit sawo matang, tinggi kekar, seakan-akan dia adalah lelaki Suku 
Syanu'ah. Dan aku telah melihat 'Isa, seorang lelaki bertinggi sedang, 
berambut lurus. Dan aku juga telah melihat Malaikat Penjaga Neraka dan 
Dajjal" termasuk ayat yang telah diperlihatkan Allah kepada beliau. 
{maka janganlah kamu ragu tentang pertemuan dengannya (yaitu Musa) (as-Sajdah, 32: 23)}.
Dari Anas dan Abu Bakrah, dari Nabi SAW: "Malaikat-malaikat kota Madinah berjaga-jaga dari Dajjal."
HR al-Bukhari (3239), Kitab Permulaaan Penciptaan, Bab Penyebutan Malaikat.
Disodorkan kepada beliau SAW dua gelas minuman 
Abu
 Hurairah telah berkata: Pada malam beliau diisra`kan, disodorkan kepada
 Rasulullah SAW dua gelas minuman: khamr (minuman keras) dan susu. 
Beliaupun melihat keduanya, lalu mengambil susu. Jibril berkata: "Segala
 puji bagi Allah yang telah menunjuki engkau kepada fitrah. Seandainya 
engkau mengambil khamr, niscaya binasalah umatmu."
HR
 al-Bukhari (4709), Kitab Tafsir al-Qur'an, Bab Firmannya {yang telah 
memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram (al-Isra', 17: 1)}.
Dari
 Abu Hurairah, ia telah berkata: Telah bersabda Rasulullah SAW: Ketika 
aku diisra`kan, aku bertemu Musa. Dia berkata: Kemudian beliau 
menyifatkannya. Dia adalah lelaki, aku mengira beliau bersabda: Kurus, 
agak tinggi. Rambutnya ikal, seakan-akan dari suku Syanu'ah. Beliau 
bersabda: Dan aku bertemu 'Isa. Dia berkata: Kemudian beliau 
menyifatkannya. Beliau bersabda: Tingginya sedang, berkulit kemerahan, 
seperti baru keluar dari Dimas, yaitu pemandian. Dan aku telah melihat 
Ibrahim. Beliau bersabda: Dan aku adalah keturunannya yang paling mirip 
dengannya. Beliau bersabda: Dan disodorkan kepadaku dua gelas minuman. 
Salah satunya susu, dan yang lain khamr. Kemudian dikatakan kepadaku: 
Ambillah yang mana dari keduanya yang engkau kehendaki! Akupun mengambil
 susu, kemudian meminumnya. Lalu dikatakan kepadaku: "Engkau telah 
ditunjuki kepada fitrah" atau "Engkau telah menepati fitrah. Adapun 
sungguh seandainya engkau mengambil khamr, niscaya binasalah umatmu."
HR
 at-Tirmidzi (3130), Kitab Tafsir al-Qur`an dari Rasulullah, Bab Dan 
Dari Surah Bani Isra`il. Beliau berkata: "Ini adalah hadits hasan 
shahih."
Peristiwa ketika Mi'raj
Langit Ke-1: Nabi Adam
Akupun
 pergi bersama Jibril hingga kami mendatangi Langit Dunia. Ada yang 
bertanya: "Siapa ini?", dia menjawab: "Jibril". Ditanya lagi: "Siapa 
bersamamu?", dia menjawab: "Muhammad". Ditanya lagi: "Dan sudah waktunya
 ia diutus kepada-Nya?", dia menjawab: "Ya". Dikatakanlah: "Selamat 
datang untuknya dan sungguh sebaik-baik pendatang telah tiba". Begitu 
menjumpai Adam, aku memberinya salam. Diapun berkata: "Selamat datang 
untukmu wahai anak dan nabi!".
 Langit Ke-2: Nabi Isa dan Nabi Yahya
Kemudian
 kami mendatangi Langit Kedua. Ada yang bertanya: "Siapa ini?", dia 
menjawab: "Jibril". Ditanya lagi: "Siapa bersamamu?", dia menjawab: 
"Muhammad". Ditanya lagi: "Sudah waktunya ia diutus kepada-Nya?", dia 
menjawab: "Ya". Dikatakanlah: "Selamat datang untuknya dan sungguh 
sebaik-baik pendatang telah tiba". Ketika menjumpai Isa dan Yahya, 
keduanya berkata: "Selamat datang untukmu, wahai saudara dan nabi!".
Langit Ke-3: Nabi Yusuf
Lalu
 kami mendatangi Langit Ketiga. Ada yang bertanya: "Siapa ini?", dia 
menjawab: "Jibril". Ditanya lagi: "Siapa bersamamu?", dia menjawab: 
"Muhammad". Ditanya lagi: "Dan sudah waktunya ia diutus kepada-Nya?", 
dia menjawab: "Ya". Dikatakanlah: "Selamat datang untuknya dan sungguh 
sebaik-baik pendatang telah tiba". Saat menjumpai Yusuf, aku memberinya 
salam. Dia berkata: "Selamat datang untukmu, wahai saudara dan nabi!".
Langit Ke-4: Nabi Idris
Lantas
 kami mendatangi Langit Keempat. Ada yang bertanya: "Siapa ini?", dia 
menjawab: "Jibril". Ditanya: "Siapa bersamamu?", dia menjawab: 
"Muhammad". Ditanya lagi: "Dan telah waktunya ia diutus kepada-Nya?", 
dia menjawab: "Ya". Dikatakanlah: "Selamat datang untuknya dan 
sebaik-baik pendatang telah tiba". Tatkala menjumpai Idris, aku 
memberinya salam. Diapun berkata: "Selamat datang untukmu, wahai saudara
 dan nabi!".
Langit Ke-5: Nabi Harun
Kemudian
 kami mendatangi Langit Kelima. Ada yang bertanya: "Siapa ini?", dia 
menjawab: "Jibril". Ditanya: "Siapa bersamamu?", dia menjawab: 
"Muhammad". Ditanya lagi: "Dan sudah waktunya ia diutus kepada-Nya?", 
dia menjawab: "Ya". Dikatakanlah: "Selamat datang untuknya dan sungguh 
sebaik-baik pendatang telah tiba". Saat kami menjumpai Harun, aku 
memberinya salam. Diapun menjawab: "Selamat datang untukmu, wahai 
saudara dan nabi!".
Langit Ke-6: Nabi Musa
Lantas
 kami mendatangi Langit Keenam. Ada yang bertanya: "Siapa ini?", dia 
menjawab: "Jibril". Ditanya: "Siapa bersamamu?", dia menjawab: 
"Muhammad". Dikatakan: "Dan sudah waktunya ia diutus kepada-Nya? Selamat
 datang untuknya dan sebaik-baik pendatang telah tiba." Ketika menjumpai
 Musa, aku memberinya salam. Diapun dia berkata: "Selamat datang 
untukmu, wahai saudara dan nabi!". Tatkala aku berlalu, dia menangis 
sehingga ditanya: "Apa yang menyebabkanmu menangis?". Dia menjawab: 
"Wahai Tuhan, (yang menyebabkanku menangis yaitu) pemuda ini yang diutus
 sesudahku. Umatnya yang masuk surga lebih utama daripada umatku yang 
memasukinya."
 Langit Ke-7: Nabi Ibrahim
Lalu
 kami mendatangi Langit Ketujuh. Ada yang bertanya: "Siapa ini?", dia 
menjawab: "Jibril". Ditanya: "Siapa bersamamu?", dia menjawab: 
"Muhammad". Dikatakanlah: "Dan telah waktunya ia diutus kepada-Nya? 
Selamat datang untuknya dan sungguh sebaik-baik pendatang telah tiba." 
Saat menjumpai Ibrahim, aku memberinya salam. Diapun berkata: "Selamat 
datang untukmu, wahai putra dan nabi!".
Baitul Makmur
Tatkala
 dinaikkan ke Baitul Makmur, aku menanyai Jibril. Maka ia menjawab: "Ini
 adalah Baitul Makmur. Setiap hari di dalamnya shalat tujuh puluh ribu 
(70.000) malaikat. Jika mereka telah keluar, mereka tidak akan pernah 
kembali lagi ke sana sampai yang terakhir dari mereka."
Peristiwa di Sidratul Muntaha
Dan
 aku dinaikkan ke Sidratul Muntaha yang mana buahnya seperti bejana batu
 dan daunnya seperti telinga gajah. Pada akarnya terdapat empat sungai: 
dua sungai batin dan dua sungai lahir. Begitu kutanyai Jibril, ia 
menjawab: "Adapun dua yang batin (tidak tampak dari dunia) berada di 
surga, sedangkan dua yang lahir (tampak di dunia) adalah Nil dan 
Eufrat." Kemudian aku diwajibkan lima puluh shalat.
HR al-Bukhari (3207).
Peristiwa di Surga
Dari
 Anas bin Malik, dari Rasul SAW , beliau telah bersabda: Ketika aku 
jalan-jalan di Surga, aku mendekati sungai yang di kedua bantarannya 
terdapat kubah-kubah dari rangkaian mutiara. Aku bertanya: "Apa ini 
wahai Jibril?" Ia menjawab: "Ini adalah al-Kautsar yang diberikan 
Tuhanmu kepadamu." Maka ingatlah (ketahuilah) oleh kalian bahwa tanahnya
 atau debunya adalah kesturi yang harum semerbak.
HR al-Bukhari (6581), Kitab Kelembutan Hati, Bab Tentang al-Kautsar.
Peristiwa di Neraka
Dari Anas bin Malik, ia telah berkata: Telah bersabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam:
 Ketika aku dimi'rajkan [Tuhanku yang Maha Perkasa lagi Maha Tinggi], 
aku melewati suatu kaum yang mempunyai kuku-kuku dari tembaga. Mereka 
mencakari wajah-wajah dan dada-dada mereka. Aku bertanya: "Siapa mereka 
wahai Jibril?" Ia menjawab: "Mereka adalah orang-orang yang memakan 
daging manusia dan menumpuk-numpuk harta."
HR
 Abu Dawud (4878), Kitab Adab, Bab Tentang Ghibah. Menurut al-Albani 
hadits ini shahih lighairih dalam ash-Shahihah (II: 533) dan Shahih 
at-Targhib (III: 2839). Sebelumnya dalam Takhrij al-Misykat (III: 5046) 
beliau belum menetapkan derajatnya.
Langit Ke-6: Saran Nabi Musa
Saat
 aku kembali (turun) hingga menjumpai Musa, ia bertanya: "Apa yang 
engkau bawa?".Kujawab: "Aku diwajibkan lima puluh shalat". Ia berkata: 
"Aku lebih mengetahui manusia daripadamu. Aku telah berurusan dengan 
Bani Israil dengan urusan yang sulit. Dan sesungguhnya umatmu tidak akan
 mampu. Maka kembalilah kepada Tuhanmu, kemudian mintalah (keringanan) 
kepada-Nya."
Sidratul Muntaha: Keringanan kewajiban shalat
Oleh karena itu aku kembali. Akupun meminta (keringanan) kepada-Nya sehingga Dia menjadikannya empat puluh.
Langit Ke-6, Sidratul Muntaha
Kemudian
 seperti tadi (ketika bertemu Musa), lalu tiga puluh. Kemudian seperti 
tadi sehingga Dia jadikan dua puluh. Kemudian seperti tadi sehingga Dia 
jadikan sepuluh. Ketika aku bertemu Musa, ia berkata seperti tadi. Dia 
pun menjadikannya lima.
Langit Ke-6: Berserah diri
Tatkala
 aku bertemu Musa, ia berkata: "Apa yang engkau bawa?". Begitu kujawab: 
"Dia jadikan lima", ia (masih) berkata seperti tadi. Maka aku katakan: 
"Aku berserah diri dengan baik", sehingga diserukanlah: "Sesungguhnya 
Aku (Allah) telah menetapkan kewajiban-Ku serta meringankan hamba-Ku, 
dan Aku akan memberi pahala kebajikan sepuluh kalinya."
HR al-Bukhari (3207) dengan redaksi sebagaimana telah dikemukakan panjang lebar, an-Nasai (448), dan Ahmad (17378 & 17381).
Peristiwa Sepulang Isra Mi'raj
Isra Mi'raj merupakan ujian keimanan bagi manusia
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma
 tentang firman-Nya Ta'ala: "Dan Kami tidak menjadikan penglihatan yang 
telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia" (al-Isra', 17: 60).
 Ia berkata: Itu adalah dengan mata yang telah dilihat Rasulullah SAW 
pada malam beliau diisra'kan ke Bait al-Maqdis. Ia berkata: "dan pohon 
kayu yang terkutuk dalam Al-Qur'an", ia berkata: Itu adalah Pohon 
Zaqqum.
HR al-Bukhari (3888), Kitab Manaqib, Bab Mi'raj.
 Beliau SAW menceritakan Isra Mi'raj dan melihat gambaran Baitul Maqdis
Dari
 Ibnu Abbas, ia telah berkata: Telah bersabda Rasulullah SAW: Ketika 
malam aku diisra'kan dan subuhnya aku telah sampai di Makkah, aku 
mengkhawatirkan urusanku, dan aku tahu bahwasanya manusia akan 
mendustakanku. Kemudian aku duduk bersedih hati.
Ia
 Ibnu Abbas) berkata: Kemudian melintaslah musuh Allah, Abu Jahl. Dia 
datang sehingga duduk di dekat beliau, kemudian berkata kepada beliau: 
Kamu tampak bersedih, apakah ada sesuatu? Rasulullah SAW pun menjawab: 
Ya. Dia berkata: Apa itu? Beliau menjawab: Sesungguhnya aku diisra'kan 
malam tadi. Dia berkata: Ke mana? Beliau menjawab: Ke Bait al-Maqdis. 
Dia bertanya: Kemudian engkau subuh sudah ada di hadapan kami (di Makkah
 ini)? Beliau jawab: Ya. Ia berkata: Namun dia tidak menampakkan sikap 
bahwa dia mendustakannya karena takut beliau tidak mau menceritakan hal 
itu lagi jika kaumnya dipanggilkannya. Dia berkata: Tahukah engkau, jika
 engkau hendak mendakwahi kaummu, kau harus kisahi mereka apa yang 
barusan kau ceritakan padaku. Rasulullah SAW pun menjawab: Ya.
Kemudian
 dia berseru: Kemarilah wahai penduduk Bani Ka'ab bin Lu`ai! Lalu mereka
 berkumpul kepadanya datang sampai duduk mengelilingi keduanya. Dia 
berkata: Kisahi kaummu apa yang telah engkau kisahkan kepadaku. 
Rasulullah SAW pun berkata: Sesungguhnya malam tadi aku diisra'kan. 
Mereka bertanya: Ke mana? Kujawab: Ke Bait al-Maqdis. Mereka bertanya: 
Kemudian subuh engkau berada di depan kami. Beliau menjawab: Ya.
Ia
 (Ibnu Abbas) berkata: Maka ada yang bersorak dan ada yang meletakkan 
tangannya di atas kepala heran atas kebohongan itu (menurut mereka). 
Mereka berkata: Dan apakah engkau dapat menyifatkan kepada kami masjid 
itu? Dan di antara penduduk ada yang pernah pergi ke negeri itu dan 
pernah melihat masjid itu. Maka Rasulullah SAW bersabda: "Maka aku mulai
 menyebutkan ciri-cirinya dan tidaklah aku berhenti menyifatkan sehingga
 aku lupa beberapa cirinya." Beliau bersabda: "Lantas didatangkanlah 
masjid sampai diletakkan tanpa kesamaran sehingga aku dapat 
melihat(nya). Maka aku menyifatkannya dengan melihat hal itu."
Ia berkata: Dan sampai ini, ada sifat yang tidak aku hafal.
Ia berkata: Kemudian ada kaum yang berkata: "Adapun sifat tersebut, demi Allah, ia benar."
HR Ahmad (2680). Disahkan al-Albani dalam ash-Shahihah (VII: 3021).
Hasan
 dan Abu Zaid telah berkata: Abdu`sh Shamad telah berkata: Telah 
mengisahi kami Hilal, dari Ikrimah, dari Ibnu 'Abbas, ia telah berkata: 
Nabi SAW diisra'kan ke Bait al-Maqdis. Kemudian sekembalinya dari 
malamnya itu, beliaupun mengisahi mereka (umat manusia) mengenai 
perjalanannya, ciri-ciri Bait al-Maqdis dan unta-unta mereka. Maka 
saling berbincanglah (gemparlah) manusia.
Hasan
 berkata: Kami membenarkan Muhammad terhadap apa yang diucapkannnya. 
Lalu banyak orang yang kembali kafir. Kemudian Allah menebas leher-leher
 mereka bersama-sama dengan Abu Jahal (ketika Perang Badar). Dan Abu 
Jahal berkata: "Muhammad menakut-nakuti kita dengan Pohon Zaqqum 
(terlaknat). Bawalah kemari kurma dan mentega, kemudian laknatlah ia." 
Dan beliau telah melihat Dajjal dalam bentuknya dengan mata kepala, 
bukan ketika mimpi saat tidur; 'Isa, Musa, dan Ibrahim semoga shalawat 
Allah atas mereka. Kemudian Nabi SAW ditanya tentang (ciri-ciri) Dajjal.
 Beliaupun menjawab: "Tinggi dan besar."
Hasan
 berkata: Beliau berkata: "Aku melihatnya berkulit putih, tinggi besar. 
Salah satu matanya juling seperti bintang yang bersinar. Rambut 
kepalanya seperti ranting-ranting pohon. Dan aku melihat 'Isa sebagai 
pemuda berkulit putih, kepalanya tegak, bermata tajam, bertubuh bagus. 
Dan aku melihat Musa (yang) kekar, berkulit sawo matang, (dan) berambut 
lebat."
Hasan berkata 
(melanjutkan riwayat marfu' tadi): "Rambutnya indah. Dan aku melihat 
Ibrahim, maka aku tidak melihat salah satu cirinya kecuali aku 
melihatnya ada pada diriku. Seakan-akan dia adalah sahabat kalian ini 
(yaitu Rasulullah sendiri). Kemudian Jibril 'alaihi`s salam berkata: 
"Berilah salam kepada Malik (malaikat penjaga neraka)", maka aku 
mengucapkan salam kepadanya."
HR Ahmad (3365). Isnadnya hasan menurut al-Albani.
Dari
 Abu Hurairah, ia telah berkata: Telah bersabda Rasulullah n : "Sungguh 
aku telah melihat di al-Hijr dan orang-orang Quraisy menanyaiku tentang 
perjalanan malamku (isra). Mereka menanyaiku tentang hal-hal dari Baitul
 Maqdis yang tidak kuperhatikan. Maka akupun gelisah dengan kegelisahan 
yang belum pernah kurasakan sebelumnya." Beliau bersabda: "Kemudian 
Allah menampakkan (gambaran Baitul Maqdis) untukku sehingga aku melihat 
kepadanya. Tidaklah aku ditanya tentang sesuatupun (mengenai Baitul 
Maqdis) kecuali aku kabarkan hal itu kepada mereka.
Dan
 sungguh telah diperlihatkan kepadaku jama'ah para nabi. Adapun Musa, 
dia sedang berdiri shalat. Dia lelaki tinggi kekar seakan-akan dia 
termasuk suku Syanu'ah. Dan ada pula Isa bin Maryam p sedang berdiri 
shalat. Manusia yang paling mirip dengannya adalah Urwah bin Mas'ud 
ats-Tsaqafi. Ada pula Ibrahim p sedang berdiri shalat. Orang yang paling
 mirip dengannya adalah sahabat kalian ini, yakni beliau sendiri. 
Kemudian diserukanlah shalat. Lantas aku mengimami mereka. Seusai 
shalat, ada yang berkata: Wahai Muhammad; ini adalah Malik, penjaga 
neraka. Berilah salam kepadanya. Akupun menoleh kepadanya, namun dia 
mendahuluiku memberi salam."
HR Muslim (172), Kitab Iman, Bab Penyebutan al-Masih bin Maryam dan al-Masih ad-Dajjal.
Ketika
 Suku Quraisy mendustakanku [ketika aku diisrakan ke Baitul Maqdis], aku
 berdiri di al-Hijr. Kemudian Allah menampakkan Baitul Maqdis bagiku. 
Akupun menerangkan kepada mereka tentang ciri-cirinya sementara aku 
melihat (penampakan) itu.
HR
 al-Bukhari (3886) & [4710] - redaksi di atas, Ahmad, al-Baihaqi, 
at-Tirmidzi, dan an-Nasai dari Jabir. Takhrij hadits dalam Shahih 
al-Jami' (II: 5215).
 Abu Bakar memperoleh julukan ash-Shiddiq
Saat
 Nabi SAW diisrakan ke Masjid al-Aqsha, subuhnya orang-orang 
membicarakan hal itu. Maka sebagian orang murtad dari yang awalnya 
beriman dan membenarkan beliau. Mereka memberitahukan hal itu kepada Abu
 Bakar radhiya`llahu anhu. Mereka bertanya: "Apa pendapatmu tentang 
sahabatmu yang mengaku bahwasanya dia diisrakan malam tadi ke Baitul 
Maqdis?" Dia (Abu Bakar) menjawab: "Apakah ia berkata demikian?" Mereka 
berkata: Ya. Dia menjawab: "Jika ia mengatakan itu, maka sungguh ia 
telah (berkata) jujur." Mereka berkata: "Apakah engkau membenarkannya 
bahwasanya dia pergi malam tadi ke Baitul Maqdis dan sudah pulang 
sebelum subuh?" Dia menjawab: "Ya, sungguh aku membenarkannya (bahkan) 
yang lebih jauh dari itu. Aku membenarkannya terhadap berita langit 
(yang datang) di waktu pagi maupun sore." Maka karena hal itulah, Abu 
Bakar diberi nama ash-Shiddiq (orang yang membenarkan).
HR al-Hakim dari Aisyah radhiyallahu anha. Shahih lighairih menurut al-Albani dalam ash-Shahihah (I: 306).
Datang
 sekelompok orang-orang Quraisy kepada Abu Bakar. Mereka kemudian 
berkata: "Apa pendapatmu tentang sahabatmu ! Ia mengaku bahwasanya dia 
mendatangi Baitul Maqdis, kemudian pulang ke Makkah dalam satu malam 
saja ?! Abu Bakar menjawab: "Apakah ia berkata demikian?" Mereka 
berkata: "Ya." Dia menjawab: "Sungguh ia telah jujur." (menurut riwayat 
al-Baihaqi: Dia menjawab: "Ya, sungguh aku membenarkannya bahkan yang 
lebih jauh dari itu. Aku membenarkannya terhadap berita langit." Dia 
berkata: Maka karena itulah, dia diberi nama ash-Shiddiq).
HR Qasim bin Tsabit (dan al-Baihaqi) dalam ad-Dalail mereka masing-masing dari Jabir (al-Isra, h. 60-61). 

 Categories :
 Categories :  
 
 
 
 
 
 
 
 
 
0 komentar:
Posting Komentar